Tradisi Budaya Merlawu merupakan kegiatan rutin masyarakat Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, yang digelar setiap bulan Rabiul Awal di Situs Kabuyutan Gandoang, sebuah situs yang tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Provinsi Jawa Barat. Tradisi ini memiliki nilai sejarah dan kultural yang penting bagi masyarakat setempat, yang menjadikannya sebagai salah satu warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sejarah dan Pentingnya Tradisi Merlawu
Tradisi Merlawu biasanya dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat selama bulan Rabiul Awal. Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan serta ungkapan terima kasih kepada Syekh Padamatan, seorang tokoh yang dianggap berjasa besar bagi Desa Wanasigra. Melalui tradisi ini, masyarakat memperkuat ikatan spiritual dan kebersamaan, serta menjaga kelestarian budaya leluhur.
Prosesi Tradisi Merlawu
Prosesi Tradisi Merlawu diawali dengan kegiatan Ngarangki, yaitu penggantian pagar di makam Syekh Padamatan di Situs Kabuyutan Gandoang. Prosesi ini diikuti oleh ritual sakral Nyiraman Benda Pusaka di Bumi Pakuncen, di mana benda-benda pusaka yang dianggap sakral disucikan.
Puncak acara tradisi ini berlangsung dengan berkumpulnya warga di Situs Gandoang untuk melakukan doa bersama dan tawasul. Setelah itu, para peserta akan mengelilingi makam Syekh Padamatan sebagai bentuk penghormatan. Acara ini kemudian ditutup dengan makan bersama, di mana seluruh warga membawa makanan dari rumah masing-masing, mempererat silaturahmi antarwarga.
Tradisi Merlawu Tahun 2024
Pada tahun 2024, Tradisi Merlawu kembali digelar dengan meriah. Acara puncak berlangsung pada hari Jumat, 20 September 2024, dan dihadiri oleh Penjabat (Pj.) Bupati Ciamis, H. Engkus Sutisna. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi pelestarian tradisi ini sebagai salah satu bentuk kearifan lokal yang harus terus dijaga.
"Saya pribadi menyambut positif kegiatan ini. Karena bagi saya ini merupakan kegiatan yang penting dan harus terus dipelihara," ungkap Bupati Engkus dalam pidatonya. Ia menambahkan, "Kalau bukan kita, siapa lagi?"
Selain dihadiri oleh Bupati Ciamis, acara ini juga melibatkan Sekdis Disbudpora Ciamis, Camat Sindangkasih, Kepala Desa Wanasigra, serta para tokoh agama dan masyarakat. Ratusan warga Desa Wanasigra turut berpartisipasi, menjadikan acara ini sebagai ajang silaturahmi dan memperkuat kebersamaan antarwarga.
Warisan Budaya yang Terus Dilestarikan
Tradisi Merlawu tidak hanya menjadi bagian penting dari identitas budaya Desa Wanasigra, tetapi juga sebuah warisan yang harus terus dijaga oleh generasi penerus. Dengan diakuinya Situs Kabuyutan Gandoang sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda Jawa Barat, tradisi ini mendapatkan pengakuan yang lebih luas dan menjadi salah satu destinasi budaya yang penting di Ciamis.
Pelestarian Tradisi Merlawu di Desa Wanasigra adalah bentuk nyata dari upaya masyarakat untuk menjaga kearifan lokal dan meningkatkan kebersamaan. Acara ini tidak hanya penting bagi masyarakat setempat, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menyaksikan langsung warisan budaya yang telah terjaga selama bertahun-tahun. Situs Kabuyutan Gandoang menjadi saksi sejarah dari tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun ini.