Pencak silat merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya, termasuk di Tatar Sunda. Salah satu istilah yang sering dikaitkan dengan pencak silat adalah "Maenpo," akronim dari Maen Anu Tara Mere Tempo. Istilah ini merujuk pada permainan yang tidak memberi tempo kepada lawan, mencerminkan filosofi dan teknik dalam jurus-jurus pencak silat yang cepat dan efektif. Dalam konteks ini, kita akan mendalami aliran silat Maenpo Aom Tur’at, yang memiliki akar sejarah yang dalam di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Sejarah dan Asal Usul Pencak Silat di Tatar Sunda
Pencak silat di Tatar Sunda bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga merupakan bentuk seni bela diri yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan filosofi. Sejarah pencak silat di wilayah ini bisa ditelusuri kembali ke zaman kerajaan, di mana teknik-teknik bertarung digunakan oleh para prajurit untuk melindungi wilayah dan kehormatan.
Dengan perkembangan zaman, pencak silat menjadi lebih terstruktur, dan di berbagai daerah, termasuk di Tatar Sunda, muncul banyak aliran yang memiliki karakteristik unik masing-masing. Salah satu aliran yang cukup terkenal adalah aliran Maenpo Aom Tur’at, yang dibawa oleh R. Aom Tur’at.
R. Aom Tur’at: Pendiri Aliran Maenpo
R. Aom Tur’at adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam pengembangan aliran Maenpo. Beliau berasal dari Bandung dan berkelana ke Tatar Galuh, Ciamis, pada tahun 1935. Ini merupakan langkah penting dalam perjalanan hidupnya, terutama ketika ia menikah dengan seorang gadis dari Desa Dewasari, yang menjadi bagian dari sejarah keluarganya di Ciamis.
Menjadi Murid dari Guru Terkemuka
Sebelum mendirikan paguron (sekolah) pencak silat, Aom Tur’at belajar dari sepuluh guru silat terkemuka. Ia dikenal dengan pendekatannya yang unik dalam memilih guru: setiap calon guru harus diujicoba dalam duel. Jika Aom Tur’at kalah, barulah ia bersedia menjadi murid. Metode ini menunjukkan dedikasi dan komitmennya terhadap seni bela diri.
Paguron Sekar Kamulyan: Pusat Pembelajaran Aliran Pencak Silat Ciamis
Paguron Sekar Kamulyan menjadi satu-satunya perguruan pencak silat aliran Maenpo Aom Tur’at yang asli. Paguron ini berlokasi di Dusun Cikatomas Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Dikenal sebagai tempat yang mengajarkan nilai-nilai luhur dan teknik silat yang khas, paguron ini mula-mula dipimpin oleh Empud Saepudin, anak dari murid pertama Aom Tur’at, Ki Fakhrudin.
Setelah Empud Saepudin alias Mang Empud meninggal dunia, kini Paguron Sekar Kamulyan tidak begitu ramai oleh para muridnya yang berlatih. Dan secara perlahan-lahan, Aliran Silat Aom Tur'at semakin jarang diperbincangkan.
Filosofi dalam Jurus Aom Tur’at
Menurut salah satu pengurus Paguron Silat Aom Tur'at, Hasbi Habibie, Aliran Maenpo Aom Tur’at memiliki karakteristik yang unik, dengan lebih dari 30 jurus yang diajarkan.
"Di antara gerakan tersebut, terdapat 11 gerakan lapisan, 5 gerakan pecahan, dan 5 jurus bedog. Jurus-jurus tersebut meliputi gerakan newak jeung miceun (menangkap dan membuang), neunggeul (memukul), dan ngalumpuhkeun (melumpuhkan lawan)," ungkap Hasbi.
Setiap gerakan dalam jurus Aom Tur’at mengandung makna filosofis yang mendalam. Misalnya, gerakan menangkap dan membuang mencerminkan kemampuan manusia untuk menangkap nafsu jahat dan segera membuangnya. Jika nafsu tersebut terus berkobar, harus dipatahkan dengan gerakan neunggeul, dan jika sudah membahayakan, harus dilumpuhkan melalui gerakan ngalumpuhkeun.
Nilai-Nilai dalam Pembelajaran Aom Tur’at
Dalam mengajarkan murid-muridnya, Aom Tur’at menekankan tiga kontrol yang penting dalam belajar usik (gerak jurus):
- Kedah Tiasa Ngosongkeun Emutan: Kemampuan untuk mengosongkan pikiran.
- Kedah Bedas: Kekuatan hati untuk menghadapi hawa nafsu yang buruk.
- Kedah Ikhlas: Keikhlasan dan kesucian hati dalam bertindak.
Aom Tur’at percaya bahwa pencak silat bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang mental dan spiritual. Hal ini mencerminkan kedalaman dan kekayaan budaya yang ada dalam pencak silat, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tatar Sunda.
Pelestarian dan Perkembangan Aliran Pencak Silat Ciamis
Meskipun murid yang belajar di Paguron Sekar Kamulyan tidak banyak, pemerintah saat ini terasa masih kurang melirik terhadap pengembangan paguron ini. Padahal, dukungan moral dari pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk melestarikan warisan budaya ini.
Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Seni Budaya
Generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian aliran silat Aom Tur’at. Tak heran, di masa kepemimpinan Dadan Apip Hamdan, selaku Ketua Karang Taruna Bina Remaja Desa Handapherang, perhatian terhadap aliran Aom Tur’at mulai meningkat. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan generasi muda dalam pelatihan dan pertunjukan silat membantu menjaga keberlanjutan aliran ini.
Namun demikian, beberapa tahun ke belakang hingga saat ini, tahun 2024, kegiatan dalam upaya pelestarian aliran silat Aom Tur'at seolah tak lagi terdengar.
Keunikan Latihan Aliran Pencak Silat Ciamis
Latihan aliran Maenpo Aom Tur’at memiliki beberapa keunikan, antara lain latihan dilakukan pada malam hari, biasanya dimulai pukul 21.00 WIB. Hal ini tidak hanya menambah suasana misterius tetapi juga memberikan kesempatan bagi para murid untuk berlatih dalam ketenangan malam.
Keunikan lainnya, baju paguron Sekar Kamulyan pun memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda dengan kebanyakan perguruan yang menggunakan warna hitam atau putih, baju paguron ini berwarna hijau daun, yang membuatnya terlihat mencolok dan berbeda.
Tantangan dan Harapan
Meskipun aliran Aom Tur’at telah berkembang di berbagai kecamatan di Kabupaten Ciamis, tantangan tetap ada. Aliran ini belum dapat berpartisipasi dalam kejuaraan pencak silat karena banyaknya jurus yang dianggap membahayakan. Saat ini, aliran ini hanya ditampilkan dari sisi seni, yaitu melalui ibing silat.
Dengan semakin banyaknya perhatian terhadap pencak silat sebagai seni dan olahraga, diharapkan aliran Pencak Silat Ciamis dapat terus berkembang dan mendapatkan tempat yang layak dalam dunia pencak silat Indonesia.
Perlu Upaya Berkelanjutan dalam Pelestarian
Sejarah dan perkembangan aliran Maenpo Aom Tur’at adalah bagian penting dari warisan budaya pencak silat Ciamis. Semoga tulisan ini dapat menjembatani riwayat Aom Tur’at di Ciamis dengan daerah asalnya, Bandung, dan mendorong upaya pelestarian seni budaya yang kaya ini. Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan pencak silat Maenpo Aom Tur’at dapat terus dikenang dan dilestarikan untuk generasi mendatang.